Pages

Thursday, April 18, 2013

[Cerpen] Sebuah Rahasia Part 1

Jakarta, sebuah kota metropolitan dengan segudang aktivitas yang terjadi disana. Jakarta selain identik dengan macet dan banjir juga di kenal dengan cuacanya yang panas walaupun tidak sepanas di Surabaya tetapi tetap terasa betapa panasnya cuaca di Jakarta. Akhir – akhir ini cuaca juga sedang labil yang terkadang siang terasa panas terik tetapi menjelang sore hujan lebat mengguyur Jakarta dengan derasnya.

Cuaca panas Jakarta juga di rasakan oleh si gadis cantik berambut panjang yang sedang berjalan dengan anggunnya, dia mengenakan kaos biru langit dengan jeansnya di padu dengan wedges yang membuat dirinya bertambah anggun saat di lihat. Dara, begitulah biasa dia di panggil teman-temannya, seorang gadis cantik yang supel sehingga tidak jarang jika Dara mempunyai banyak teman dan banyak cowok – cowok yang bermimpi bisa menjadi kekasihnya.


Dara berjalan dengan anggunnya menelusuri selasar kampus yang saat itu sedang ramai karena jam kuliah baru saja berakhir siang itu, terlihat segerombolan gadis – gadis dengan segala kehebohan fashionnya yang seakan terlihat mereka tidak berniat untuk kuliah tetapi untuk tebar  pesona di kampus sedang memperhatikan Dara yang berjalan melewatinya.

“Itu cewek apa cantiknya sih? Kok kayanya cowok-cowok banyak yang ngincer dia.” Ujar Mayang, salah satu dari 5 cewek dengan make up tebalnya. “Katanya sih namanya Dara, tau gue juga bingung deh malah kayanya mendingan kita dari pada dia.” Keluh salah seorang lagi. Dara yang sadar jika dirinya sedang di perhatikan oleh banyak mata di selasar kampus tetap berjalan cuek menuju mobilnya dan segera pulang ke rumah untuk beristirahat.

Sesaat menuju ke arah mobil tiba-tiba dia di kejutkan oleh suara yang tiba-tiba menyapa dirinya dari samping, “Mau pulang Dar? Masih siang kali ntar aja pulangnya”, “Ohh elu Ton, iya gue mau pulang nih abis capek badan gue, kurang tidur juga nih”, “ Emm gimana kalo gue ajak lo makan siang dulu, pasti lo belum makan kan?” , “Ahh makasih Ton, gue pulang aja, bye.”

Antony salah satu dari sekian banyak cowok yang mengincar Dara untuk di jadikan pacarnya, tetapi mau di modusin kaya apapun tetap aja Dara cuek tidak menanggapinya.  Dara lalu menyalakan mesin mobilnya dan pergi meninggalkan Antony yang bete karena gak berhasil mengajak Dara makan siang dan dia selalu gak berhasil untuk bisa berduaan dengan Dara karena Dara memang cuek dengan semua lelaki yang mendekatinya. Dara adalah perempuan normal yang masih suka lelaki tetapi dia masih trauma dan belum berniat menjalin hubungan baru akibat kekecewaannya terhadap Lucky, cowok yang sangat dia sayang tetapi telah menduakan cintanya.

Dengan mobil Honda Yaris warna putihnya Dara menelusuri jalan Jakarta yang seperti biasa selalu macet di saat hari kerja, “Kapan Jakarta bakal lancer yah jalananannya? Dari gue lahir sampai udah kuliah masih aja macet!” keluh Dara. Masuk ke wilayah Blok M Dara menepikan mobilnya karena ia ingin mengambil uang di ATM, uang bulanan yang biasa di kirim orang tuanya untuk dia jajan sehari-hari. Selesai mengambil uang dia pun balik ke mobilnya tetapi baru beberapa meter dia menjalankan mobilnya tiba-tiba dia di hadang oleh dua dua motor yang di kendarai oleh dua orang pemuda yang berniat ingin merampoknya.

“BUKA MOBIL LO CEPET!!!” teriak salah satu dari perampok tersebut ke arah Dara dan perampok satu lagi sedang berusaha menggedor pintu mobilnya. Keadaan di sekitar lokasi memang lagi sepi sehingga dapat dengan mudah para perampok itu mengancam Dara. Belum sempat perampok tersebut mengambil barang berharga di mobilnya datang seorang pemuda yang mengagalkan aksi perampokan dengan memukul salah satu perampok dan meneriaki mereka sehingga ada beberapa warga yang datang lalu para perampok itu pun pergi melarikan diri karena takut di pukuli warga.

“Makasih yah, gue gak tau kalo gak ada lo mungkin gue udah abis di rampok”, “Iya sama-sama, lain kali lo lebih hati-hati yah” ujar pemuda itu lalu dia pergi begitu saja meninggalkan Dara yang masuh shock dengan kejadian tersebut.

Dara membiarkan  pemuda yang telah menolongnya tersebut pergi tanpa ia tau siapa namanya, Dara terus memperhatikan pemuda tersebut mengendarai motornya hingga ia menghilang dari penglihatannya.

“Siapa yah nama dia????”


Keesokan hari

 “Macet mulu deh ah, tiap hari macet!! Kapan Jakarta gak macet?!! Malah harus masuk kuliah jam 8 pagi, anjrit!!!!” gerutu Dara di dalam mobilnya. Kembali Dara bergelut dengan macetnya Jakarta pagi itu, semua orang terlihat ingin buru-buru untuk sampai ke tempat tujuannya, terlihat banyak motor yang menyalip mobil dengan sesuka hati mereka tanpa peduli dengan keselamatan dirinya juga keselamatan orang lain. Jakarta sedang tidak bersahabat dengan dirinya hari itu dan membuat dirinya frustasi selama di perjalanan menuju kampus.

“Masih boleh masuk gak yah? telat 20 menit lagi” , sambil menghela nafas panjang akhirnya Dara memberanikan membuka pintu kelas untuk masuk kuliah pagi itu. “Permisi bu, boleh saya masuk??” tanya Dara ke arah dosen, ketika itu semua perhatian penghuni kelas itu fokus ke Dara sehingga membuat dirinya menjadi salah tingkah. “Kamu tau jam berapa masuk kelas saya?!!” , “iya tau bu, maaf tadi saya kejebak macet” , “Saya gak peduli dengan alasanmu, sekarang lebih baik kamu tutup pintu dan kembali masuk kelas saya minggu depan!” , “ta..ta..tapi bu..” , “KELUAAARR!!”.

Bu Maryani, semua mahasiswa fakultas komunikasi tau kalo dia dosen yang tidak bersahabat dengan mahasiswa dan Dara terpaksa mengambil kelas dia karena sewaktu pengisian KRS dia telat untuk memilih kelas sehingga kelas dosen yang bersahabat sudah full mahasiswanya.

Dengan muka kesel dan bete Dara akhirnya meninggalkan kelas itu lalu dia pergi ke kantin untuk sekedar beristirahat akibat kejebak macet di jalan dan menenangkan diri karena sudah kena ocehan bu Maryani pagi itu.

Sesaat dia sedang mencari tempat untuk duduk matanya langsung tertuju ke arah pojok kantin, dia melihat sesosok pemuda yang belum pernah dia lihat di kampus tetapi familiar wajahnya. Sesosok pemuda dengan rambut ikalnya yang ia biarkan berantakan tertiup angin itu sedang duduk sibuk mengetik di laptopnya, dengan memakai kaos polos hitam dan varsity jacket sehingga membuatnya terlihat tampan. “Kaya gue kenal deh itu cowok, siapa yah??”  ujarnya di dalam hati, tanpa banyak berfikir panjang Dara langsung menghampirinya.

“Lo yang kemarin tolongin gue dari perampok itu kan?” selidik Dara yang membuat pemuda itu mengalihkan pandangannya dari laptop kea rah Dara. “Maaf, lo nanya ke gue?” jawab pemuda itu santai, “Yaiyalah nanya lo, mata gue aja ngeliatin lo” , “Ohhh iya, lo yang kemarin mobilnya mau di rampok yah?”, “Iya itu gue, lo kuliah disini juga? , “Iya, gue kuliah disini”.

Berlanjutlah obrolan mereka pagi itu, Dara merasa senang karena akhirnya dia ada teman ngobrol pagi itu sehingga bete nya sedikit hilang. Rendy , begitulah nama pemuda itu, mahasiwa semester 7 di fakultas yang juga sama dengan Dara yaitu komunikasi. Semakin terjalin akrab dan seru obrolan mereka pagi itu seperti teman lama yang sudah lama tidak berjumpa, dari obrolan tersebut di ketahui bahwa Rendy bisa kuliah di tempat itu karena dia mendapatkan beasiswa sehingga dia bisa kuliah gratis tetapi dengan syarat IPK dia harus selalu di atas 3.

“Dar, gue cabut dulu yah soalnya ada kelas nih” , “Ohh yaudah Ren, emmm oiiaaa gue boleh minta nomer lo?” , “Boleh kok nih 0812820xxxx, nanti smsin nomer lo yah”,  “Oke siap, makasih yah”. Lalu Rendy meninggalkan Dara pagi itu dan Dara bingung mau kemana karena hari itu dia cuma ada 1 mata kuliah dan dia gak boleh masuk kelas gara-gara telat masuk lalu akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke mall sekedar untuk cuci mata hari itu.


KRIIINGG…KRIINNGG!!!

“Wah, Rendy nih nelpon, aduh gue kok jadi grogi deh, angkat apa nggak yah?? ahh angkat aja deh” Dara yang saat itu sedang bersantai di kamarnya terlihat gugup saat ada telepon dari Rendy, gak seperti biasanya dia merasakan hal seperti itu saat di telepon cowok malah biasanya dia mengacuhkan setiap telepon dari cowok apalagi yang baru dikenalnya.

“Halo Dara, lagi apa?” ujar suara Rendy di ujung telepon, “Emm halo Ren, wah tumben telepon nih hahaha, gue lagi tiduran aja di kamar” , “Ohh lagi santai yah, ganggu gak gue?”, “Nggak kok, santai aja lah hehehe..” ujar Dara, lalu merekapun saling bercerita di telepon sampai gak terasa sudah 3 jam Rendy menelepon Dara malam itu. 

“Weekend ada acara gak Dar?” tanya Rendy, “Emm kayaknya gak ada deh, emang kenapa?” , “Malam minggu jalan yuk ”, “Mau kemana? Boleh aja sih” , “Gimana kalo nonton aja, ada film baru soalnya dan lo pasti suka” , “Wah boleh juga, yaudah ayo” , “Asiiikk, oke besok gue jemput ke rumah lo jam 5 sore yah, oiia smsin alamat rumahnya ya” , “Beres , nanti gue sms”. Malam pun semakin larut dan Rendy menyudahi teleponnya ke Dara malam itu, ini sesuatu hal yang aneh buat Dara karena baru kali ini dia mau di ajak jalan sama cowok. Apa mungkin Dara jatuh cinta sama Rendy? Sepertinya iya.

               
“Gimana filmnya? Seru gak?” , “Seru banget Ren, apalagi tadi pas si Edward Cullennya nikah sama Bella, itu romantis banget, andai aja gue punya pacar kaya Edward”, Rendy hanya senyum-senyum melihat wajah Dara yang tampak senang sekali hari itu. “Makasih ya Dar” , “Makasih buat apa?” , “Makasih udah mau nonton sama aku” , “Sama-sama Ren, makasih yah udah bikin gue seneng hari ini” jawab Dara dan terlihat wajah Dara sedikit memerah ketika Rendy senyum manis kepadanya.

                Selepas nonton Rendy mengajak Dara buat mampir ke sebuah coffee shop yang masih terletak di kawasan Mall tersebut. Sebuah coffee shop yang romantis dengan gaya vintage dan alunan lagu country sehingga membuat suasana cozy di tempat itu semakin terasa. Terlihat di pojok ruangan dengan sofa merah besarnya ada sepasang kekasih sedang ngobrol dengan mesranya sambil tertawa akibat obrolan seru keduanya, dan disana Rendy mengajak Dara duduk di dekat tembok kaca yang menghadap langsung ke jalanan Jakarta yang sangat sibuk di malam minggu itu.

“Emmm Dara, lo nyesel gak gue ajak jalan hari ini?” tanya Rendy penuh harapan, “Nyesel? Hahha ya enggak lah malah gue seneng banget jalan sama lo” jawab Dara, “Seneng gimana?” , “Baru kali ini gue jalan lagi sama cowok berdua dan ternyata seru banget jalan sama lo, ketawa mulu bawaannya hehehe”. Mendengar jawaban Dara wajah Rendy menjadi senang dan tersirat warna merah di wajah Rendy.

“Dar, emmm gue mau ngomong sesuatu” , Dara yang sedang sibuk memainkan sedotan di gelasnya lalu menghentikan aktifitasnya dan menatap Rendy dengan mata bulatnya yang indah itu. “Iya, ngomong apa Ren?”, “Gue tau kalo kita baru kenal tapi entah kenapa gue kaya udah kenal lama banget sama lo dan gue nyaman di dekat lo”, “Hahaha, iya yah kita kaya udah kenal lama banget” sela Dara tapi dia tau kemana maksud arah tujuan pembicaraan Rendy dan dia tiba-tiba merasa gugup saat itu.

“Gue tau kalo gue bukan apa-apa di hidup lo, tapi boleh gak gue jadi someone special di hidup lo? Gue sayang lo Dar, lo mau gak jadi pacar gue?”.

JLEB!!!!

Jantung dan aliran darah Dara berhenti beberapa detik saat mendengar ucapan Rendy, memang dia belum mau cari pacar lagi tapi dengan apa yang di lakukan Rendy terhadap dirinya membuat dia gak bisa bohong kalau dia juga menaruh hati kepada Rendy.

“Lo bercanda ya?” jawab Dara tanpa bisa menutupi groginya, “Gue serius Dar, gue sayang sama lo, gue cinta sama lo dan lo mau gak jadi pacar gue?” dengan penuh harapan besar Rendy kembali berkata ke Dara, “Sebenernya, emmm gue juga nyaman sama lo dan juga emmm..emmm gue…gue juga cinta sama lo sejak pertama kita bertemu waktu lo tolongin gue dulu dan gue, gue juga mau jadi pacar lo Ren!”. Rendy senang bukan main seperti dia memenangkan hadiah uang tunai 20 miliar senangnya tapi kali ini hadiahnya melebihi 20 miliar bahkan gak ternilai harganya.

“BENER LO MAU JADI PACAR GUE?!!!” kembali Rendy memastikan, “Iya bener, aku mau jadi pacar kamu, asalkan…” , “Asalkan apa Dar?” , “Asalkan kamu gak permainin aku dan selingkuhin aku seperti yang udah-udah”. Mendengar jawaban Dara yang seperti itu membuat Rendy semakin bersemangat malam itu.

“Iya, aku janji !!  Aku janji gak bakal sia-siain kamu dan sayang sama kamu tulus” jawab Rendy, “Janji yaa” , “Iya aku janji banget”. Kemudian Rendy memeluk Dara dengan eratnya seakan gak ada satu orang pun yang boleh mengambil Dara dari dirinya.

Alunan musik country berubah jadi folks song romantis di coffee shop itu, beberapa pasang mata yang mendengar percakapan Rendy dan Dara membri selamat dan senyum bahagia.
Malam itu akhirnya Dara melepas status lajangnya dan mulai membuka hati ke Rendy pacar barunya yang bakal dia sayang selamanya dan malam itu akhirnya mereka resmi menjadi pasangan baru yang membuat hidup keduanya menjadi berwarna untuk kedepannya.

Langit malam Jakarta sedang bagus malam itu seakan bumi pun ikut bersuka ria atas kebahagiaan mereka berdua, kebahagiaan adalah perasaan yang mereka rasakan malam itu tapi sebenarnya hari itu adalah hari dimana permasalahan baru yang rumit akan segera terjadi. Sebuah permasalahan yang melibatkan peran hati dan pikiran, sebuah permasalahan yang tidak mereka harapkan.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...